Penerbit: PWM Jawa Timur. ISSN: 1907-6290.

Penasihat Ahli: Syafiq A. Mughni, Nur Cholis Huda, Mu'ammal Hamidy, Muhadjir Effendy.

Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi: A. Fatichuddin.

Redaktur Pelaksana: Muh Kholid AS.

Pemimpin Perusahaan: Nadjib Hamid.

Wakil Pemimpin Perusahaan: Tamhid Masyhudi.

Dewan Redaksi: A. Fatichuddin, Nadjib Hamid, Muh Kholid AS, Ahmad Nur Fuad,

Agus Weha, Abd. Sidiq Notonegoro, Agus Setiawan.

Staf Redaksi: MZ Abidin, M. Adnan, Noor Ainie.

Fotografer: Ilok. Ilustrasi: Setia Hati.

Tata Letak: Nabila.

Sekretaris: Anifatul Asfiyah.

Alamat Redaksi: Jl. Kertomenanggal IV/1 Surabaya 60234, Phone : 031 - 8471412, Fax : 031 - 8420848, Email : matan_pwm@yahoo.com

Jumat, 28 November 2008

F E N O M E N A I

Muhammadiyah Masih Punya Banyak ‘Bu Muslimah’

“Guru-guru Muhammadiyah adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang sesungguhnya !” Demikian pernyataan lantang Andrea Hirata dalam sambutannya setelah mendampingi Ibu Muslimah menerima penghargaan PP. Aisyiyah, 2007. “Karena guru-guru Muhammadiyah adalah manusia- manusia paling pemberani di negeri ini,” lanjut penulis novel best seller Laskar Pelangi itu.

Barangkali ungkapan Andrea Hirata itu benar. Jika ingin mencari guru teladan, sudah pasti di Muhammadiyah. Sebab, Muhammadiyah sejak didirikan pada tahun 1912 sudah menjadi ‘sarang’ para pejuang pendidikan yang konsisten di seluruh negeri. Namun, mungkinkah semua akan bertahan sampai kini, seiring gerusan sejarah kapitalisasi pendidikan.

Fenomena Bu Muslimah dan Pak Harfan dalam film Laskar Pelangi - yang mengalami masa sulit ketika harus menjalankan tugas menjadi guru dan kepala sekolah di daerah terpencil - setidaknya mampu menjadi pemantik bagi kader guru Muhammadiyah untuk selalu menjalankan profesinya secara maksimal. Mengajar dengan hati, memberi dengan jati diri.

Potret perjalanan pendidik teladan ini sekarang sedang menghujamkan cambuk ke arah para pendidik di tengah glamoritas pendidikan negeri ini. Dan, mereka adalah guru Muhammadiyah. Di Persyarikatan bergambar matahari ini, masih banyak ditemukan figur teladan seorang guru. Di Kertosono, Nganjuk, misalnya, ada sosok Guru yang sampai sekarang begitu tulus mengajar dengan kehidupan amat sederhana.

Ditemui MATAN tiga pekan lalu, lelaki itu sepertinya masih tampak enerjik, meski gontaian langkahnya sekarang sudah tak setegap dulu. Di kanan-kirinya terdengar samar memantul suara canda renyah serombongan bocah-bocah menemani. Remang-remang lambaiannya menyibak buliran embun sawah yang pagi itu begitu tebal. Jam baru menunjuk pukul 05.30 wib, tapi lelaki tua itu sudah pulang dari jalan-jalan pagi. ”Biar nanti mengajar bisa bugar dan fresh,” sapanya pada MATAN yang menunggu di Panti Asuhan sejak 15 menit sebelumnya.

M. Tauhid nama lelaki tua itu. Ia adalah seorang guru di perguruan Muhammadiyah yang mengajar dengan sepenuh hati selama 33 tahun. Sebuah potret seorang Guru yang sekarang nyaris punah di negeri ini.

Pria sederhana kelahiran Kediri 1944 ini memiliki perjalanan panjang dalam guratan peradaban antara Kertosono dan Kediri. Ia mulai memutuskan untuk menjadi pengajar, setelah ia benar-benar lulus dari IAIM (Institut Agama Islam Muhammadiyah) Kediri pada 1970. Begitu pun pengalamannya menjadi Muhammadiyah ikut memotivasi dirinya untuk terus berjuang di Persyarikatan. “Pada saat saya masuk di Muhammadiyah, saya dikejar-kejar dan dituduh PKI. Namun dengan begitu saya semakin yakin bahwa Muhammadiyah adalah wadah pencerahan,” kenangnya.

Ia lalu mendamparkan diri ke dunia pendidikan Muhammadiyah Kertosono. Pada 1975, ia mulai mengajar di SMPM Kertosono. Ia mengajar dengan hati. Tegas dan disegani. Ia kemudian diangkat menjadi Kepala Sekolah SMPM Kertosono tahun 1976-1992. Barulah pada tahun 1992 sampai sekarang ia menjadi guru biasa di tiga sekolah: SMPM, SMAM, SMEAM dan menjadi pembina Panti Asuhan Kertosono.

Kehadirannya di tiga sekolah Muhammadiyah ini menjadi cemeti bagi para siswa dalam penerapan akhlak dan syariat Islam. “ Pak Tauhid sangat ketat dalam pengajaran pengamalan syariat dan sopan santun,” tutur Kholiq, guru SMEAM Kertosono.

Ia guru paling aktif dan selalu datang paling pagi. Dengan motor butut kesayangannya, Yamaha 1975, ia tapaki jalan dari rumah ke sekolah. Tak heran bila ia meraih penghargaan guru teladan seperempat abad dari Majelis Dikdasmen PP. Muhammadiyah.

Penghargaan itu malah menjadi cambuk untuk semakin khidmat di dunia pendidikan. Ia bersama istrinya, Rismiati, malah meninggalkan rumahnya di kawasan Purwosari, Kediri, dan memilih bersemayam di Panti Asuhan Kertosono. Sosok Rismiati memang pasangan yang serasi di mata lelaki ini.

Tak beda dengan suaminya, Rismiati juga seorang guru TK Aisiyah Bustanul Athfal (ABA) Kertosono. Sementara kelima anak mereka menempati rumah Purwosari, bersama istri dan suami masing-masing. Rismiati dan Tauhid telah ‘mewakafkan diri’ untuk perjuangan di jalan Allah melalui Muhammadiyah dengan membimbing 9 generasi bangsa yang kurang beruntung di panti.

Semua berawal dari hati. Tauhid sangat bahagia setiap hari menemani jalan pagi, menyiapkan sarapan, menyiapkan seragam, dan mengajari ngaji 9 anak panti yang sudah menganggapnya sebagai ayah sendiri. Tak ada kata mengeluh. Meski gajinya di tiga sekolah itu hanya Rp 500.000 perbulan, ia dan istrinya masih sempat menyisihkan 100 ribu untuk menabung. Tahun ini tabungannya sudah terkumpul 5 juta. “Gaji saya dari sekolah menurut saya sudah banyak, buktinya saya sudah bisa menabung,” tuturnya bersyukur.

Itu baru di secuil daerah dari bentangan wilayah yang tergelar dari Sabang sampai Merauke. Di Nganjuk ada Tauhid dan Rismiati. Di Gresik ada Badroen dan Munfatichah. Dan masih banyak lagi yang tersebar di daerah-daerah lain. Semangat mereka bagai semangat Bu Muslimah, guru SD Muhammadiyah Gantong. mz abidin

0 komentar:

Posting Komentar

 
Penerbit: PWM Jawa Timur. ISSN: 1907-6290. Penasihat Ahli: Syafiq A. Mughni, Nur Cholis Huda, Mu'ammal Hamidy, Muhadjir Effendy.

Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi: A. Fatichuddin. Redaktur Pelaksana: Muh Kholid AS.

Pemimpin Perusahaan: Nadjib Hamid. Wakil Pemimpin Perusahaan: Tamhid Masyhudi. Dewan Redaksi: A. Fatichuddin, Nadjib Hamid, Muh Kholid AS, Ahmad Nur Fuad, Agus Weha, Abd. Sidiq Notonegoro, Agus Setiawan.

Staf Redaksi: MZ Abidin, M. Adnan, Noor Ainie. Fotografer: Ilok. Ilustrasi: Setia Hati.

Tata Letak: Nabila. Sekretaris: Anifatul Asfiyah.

Alamat Redaksi: Jl. Kertomenanggal IV/1 Surabaya 60234, Phone : 031 - 8471412, Fax : 031 - 8420848, Email : matan_pwm@yahoo.com

Templates Novo Blogger Get Free Blogger Template